Di tengah dinamika lanskap kesehatan global dan nasional yang terus berubah, peran organisasi profesi kedokteran menjadi krusial dalam menjaga stabilitas dan kualitas layanan medis. Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sebagai wadah tunggal profesi dokter di Indonesia, berdiri di garis depan perjuangan ini. Di bawah kepemimpinan Dr. dr. Moh. Adib Khumaidi, Sp.OT, sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), organisasi ini memantapkan langkahnya dengan visi dan komitmen yang kuat untuk membawa profesi dokter menuju «arah baru» yang adaptif dan progresif, siap menghadapi berbagai tantangan kesehatan Indonesia.
Sebagai nakhoda IDI, Dr. Adib Khumaidi memiliki pengalaman dan pandangan yang mendalam mengenai kompleksitas dunia kedokteran serta sistem kesehatan nasional. Visi yang diusungnya bukan sekadar retorika, melainkan sebuah peta jalan konkret untuk memastikan bahwa setiap dokter Indonesia tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga memiliki integritas tinggi dan kesadaran akan tanggung jawab sosialnya. Visi tersebut terangkum dalam upaya mewujudkan dokter-dokter yang profesional, beretika, dan berdaya saing global, dengan landasan kuat pada pengabdian kepada masyarakat.
Integritas dan Profesionalisme sebagai Pilar Utama
Salah satu pilar utama yang terus ditekankan oleh Dr. Adib Khumaidi adalah integritas dan profesionalisme. Dalam era informasi yang cepat dan terkadang bias, kepercayaan masyarakat terhadap profesi dokter adalah aset yang tak ternilai. IDI di bawah kepemimpinannya berkomitmen untuk memperkuat Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) sebagai pedoman utama. «Integritas bukan hanya tentang tidak melakukan kesalahan, tetapi juga tentang melakukan hal yang benar, bahkan ketika tidak ada yang melihat,» ujar Dr. Adib dalam beberapa kesempatan. Penegakan etika dan disiplin profesi menjadi garda terdepan untuk memastikan setiap anggota IDI menjalankan praktik kedokteran sesuai standar tertinggi.
Upaya ini diwujudkan melalui peningkatan peran Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan Majelis Pengembangan Profesi Kedokteran (MPPK) di tingkat pusat maupun wilayah. Kedua majelis ini berfungsi sebagai pengawal etika dan kompetensi, memberikan pembinaan, serta menindaklanjuti setiap aduan yang berkaitan dengan praktik kedokteran. Dengan demikian, masyarakat dapat merasa aman dan terlindungi, sementara dokter pun memiliki acuan yang jelas dalam menjalankan tugasnya.
Mengatasi Tantangan Global dan Nasional: Transformasi Digital dan Pemerataan
Indonesia, dengan karakteristik geografis dan demografis yang unik, menghadapi serangkaian tantangan kesehatan yang kompleks. Dari ancaman penyakit menular dan tidak menular, hingga masalah stunting dan aksesibilitas layanan di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Terluar), semua membutuhkan solusi inovatif dan kolaboratif. Dr. Adib Khumaidi menyadari betul hal ini dan mendorong IDI untuk berperan aktif dalam mencari solusi.
Salah satu «arah baru» yang digalakkan adalah pemanfaatan teknologi digital dalam layanan kesehatan. Pandemi COVID-19 telah membuktikan urgensi transformasi digital di sektor kesehatan, mulai dari telemedisin, rekam medis elektronik, hingga sistem informasi kesehatan terintegrasi. IDI berperan dalam menyusun panduan praktik telemedisin yang etis dan aman, serta mendorong dokter untuk beradaptasi dengan inovasi digital ini. «Teknologi bukanlah pengganti sentuhan manusia dalam kedokteran, melainkan alat untuk memperluas jangkauan dan efisiensi pelayanan kita,» jelas Dr. Adib.
Selain itu, pemerataan dokter dan fasilitas kesehatan masih menjadi pekerjaan rumah besar. Dr. Adib dan PB IDI terus menyuarakan pentingnya distribusi dokter yang adil di seluruh pelosok negeri. Ini bukan hanya tentang jumlah dokter, tetapi juga tentang kualitas dan dukungan infrastruktur yang memadai bagi mereka. IDI secara aktif berdiskusi dengan pemerintah dan stakeholder terkait untuk merumuskan kebijakan yang dapat mendorong pemerataan ini, termasuk insentif bagi dokter yang bersedia bertugas di daerah terpencil dan program penguatan layanan primer.
Kolaborasi Lintas Sektor dan Advokasi Kebijakan
Komitmen Dr. Adib Khumaidi juga terlihat dari upayanya membangun kolaborasi lintas sektor. IDI tidak bisa bekerja sendiri. Kualitas kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan pemerintah, swasta, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil. Audiensi dengan Kejaksaan RI, misalnya, menunjukkan kesadaran akan pentingnya sinergi dengan aparat penegak hukum untuk memastikan kepastian hukum bagi profesi dokter dan memerangi praktik ilegal di sektor kesehatan. Demikian pula, IDI aktif menjalin komunikasi dengan Kementerian Kesehatan, DPR, dan lembaga lainnya untuk menyuarakan aspirasi dokter dan memberikan masukan berbasis ilmiah dalam perumusan kebijakan kesehatan.
«Advokasi kebijakan adalah salah satu fungsi utama IDI,» tegas Dr. Adib. Organisasi ini berperan sebagai mitra kritis pemerintah, memberikan rekomendasi yang konstruktif untuk perbaikan sistem kesehatan. Baik itu terkait kurikulum pendidikan kedokteran, regulasi praktik dokter, atau anggaran kesehatan, IDI selalu berlandaskan pada data dan kepentingan terbaik bagi masyarakat serta profesi.
Pengembangan Profesionalisme Berkelanjutan (P2KB) dan Riset
Untuk menjaga daya saing dan relevansi profesi dokter, Dr. Adib juga menekankan pentingnya Pengembangan Profesionalisme Berkelanjutan (P2KB). Ilmu kedokteran tidak pernah berhenti berkembang. Dokter harus terus belajar dan memperbarui pengetahuannya agar dapat memberikan pelayanan terkini dan terbaik. IDI memfasilitasi berbagai program P2KB melalui simposium, workshop, dan pelatihan yang diakui secara nasional maupun internasional.
Selain itu, riset dan penelitian juga menjadi perhatian serius. Dengan mendorong para dokter untuk terlibat dalam penelitian, IDI berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu kedokteran di Indonesia dan menemukan solusi lokal untuk masalah kesehatan setempat. Hal ini sejalan dengan visi untuk memiliki dokter yang tidak hanya mengimplementasikan ilmu, tetapi juga turut serta dalam menciptakannya.
Penutup: IDI sebagai Penjaga Amanah Bangsa
Di bawah kepemimpinan Dr. dr. Moh. Adib Khumaidi, Sp.OT, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia,tidak hanya berfungsi sebagai organisasi profesi semata, tetapi juga sebagai penjaga amanah bangsa dalam bidang kesehatan. Dengan visi yang jelas untuk mendorong integritas, profesionalisme, adaptasi teknologi, pemerataan, dan kolaborasi, IDI siap membimbing profesi dokter Indonesia menuju «arah baru» yang lebih cerah. Komitmen ini bukan hanya untuk para dokter, melainkan untuk seluruh rakyat Indonesia, memastikan bahwa setiap warga negara mendapatkan hak atas pelayanan kesehatan yang berkualitas, adil, dan merata. Perjalanan masih panjang, namun dengan kepemimpinan yang kuat dan dukungan dari seluruh anggota serta stakeholder, IDI optimis dapat mewujudkan cita-cita kesehatan bangsa.
