Pergeseran paradigma menuju Industri 5.0 menuntut adanya penyesuaian fundamental dalam sistem pendidikan tinggi, terutama pada jenjang doktoral. Program Doktor Teknik dan Sains berperan krusial dalam mencetak inovator yang siap menghadapi tantangan masa depan. Integrasi keterampilan Deep Tech—seperti kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan bioteknologi maju—bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk memastikan relevansi lulusan dengan kebutuhan industri mutakhir.
Model integrasi yang efektif dimulai dengan pembaruan kerangka kurikulum yang mengakomodasi kecepatan perkembangan teknologi. Ini berarti mata kuliah wajib harus mencakup dasar-dasar teoritis dan praktis dari Deep Tech yang relevan. Selain itu, program studi harus mendorong pendekatan interdisipliner, menggabungkan keahlian teknik, sains, dan bahkan etika, untuk menghasilkan solusi yang komprehensif dan bertanggung jawab secara sosial.
Penerapan konsep “laboratorium hidup” atau living lab sangat penting dalam model ini. Mahasiswa doktoral tidak hanya belajar teori tetapi juga terlibat langsung dalam proyek-proyek penelitian kolaboratif dengan mitra industri dan startup Deep Tech. Keterlibatan ini memberikan pengalaman praktis yang tak ternilai dan menjembatani kesenjangan antara dunia akademis dan aplikasi komersial, mempercepat transfer pengetahuan.
Kurikulum juga harus menekankan pengembangan kompetensi lunak (soft skills) yang penting dalam ekosistem Industri 5.0. Keterampilan seperti pemikiran kritis, pemecahan masalah kompleks, dan komunikasi ilmiah yang efektif harus menjadi bagian integral. Kombinasi antara keahlian teknis tingkat tinggi dan kemampuan kepemimpinan ini akan menjadikan lulusan doktor sebagai deep tech entrepreneur dan pemimpin riset yang dicari secara global.
Untuk memastikan keberlanjutan model ini, diperlukan mekanisme evaluasi dan umpan balik yang adaptif. Kurikulum harus ditinjau secara berkala, minimal setiap dua tahun, untuk memasukkan teknologi baru yang muncul (misalnya, synthetic biology atau metaverse engineering). Fleksibilitas ini memungkinkan Program Doktor Teknik dan Sains untuk secara konsisten berada di garis depan inovasi, bukan hanya mengikutinya.
Pendekatan integratif ini akan memperkuat ekosistem inovasi nasional. Lulusan doktor yang mahir dalam keterampilan Deep Tech akan menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan. Mereka mampu menciptakan perusahaan rintisan berteknologi tinggi (deep tech startups) atau memimpin divisi R&D di perusahaan multinasional, sekaligus memastikan daya saing Indonesia di panggung global.
Kesimpulannya, jembatan menuju Industri 5.0 adalah kurikulum doktor yang dirancang ulang secara strategis. Dengan menanamkan keterampilan Deep Tech secara mendalam melalui pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi industri, Program Doktor Teknik dan Sains dapat mencetak pemimpin masa depan yang mampu menerjemahkan penemuan ilmiah menjadi nilai ekonomi dan sosial yang transformatif.
